Popularitas Jam Gadang sebagai ikon utama Kota Bukittingi sudah ke mana-mana. Dilansir dari Luarkota.com, jam ini mirip sekali dengan Jam Big Been yang ada di Inggris. Gadang berarti besar. Ukuran jam ini memang besar. Jam ini adalah warisan zaman Hindia Belanda. Dari dulu kala, Jam Gadang memiliki daya tarik tersendiri yang selalu membuat wisatawan tertarik untuk melihatnya secara langsung. Hingga saat ini puncak menara Jam Gadang sudah mengalami 3 x renovasi. Jam ini tepatnya berada di pusat kota Bukittingi. Jam ini didirkan untuk menandai letak titik nol kota Bukittingi. Anda harus naik ke menaranya karena dari sini akan terlihat keindahan kota Bukittinggi yang dikelilingi tiga buah gunung yaitu Gunung Singgalang, Marapi, dan Sago. Di sekeliling jam ini terdapat beberapa bangunan seperti pasar, Istana Bung Hatta, dan Plaza Bukitinggi.
Struktur Bangunan Jam Gadang
Sebagai landmark kota Bukittinggi, bangunan jam ini sungguh artistik. Jam Gadang mempunyai luas alas 13×4 meter dengan ketinggian kira-kira 26 meter. Di bagian atasnya, ada 4 buah jam dengan ukuran sama besar di mana diameternya adalah 80 cm. Keempat jam ini digerakkan oleh sebuah mesin yang letaknya ada di dalam bangunan, persisnya di tingkat ke-3. Berbicara tentang tingkatan jam, Jam Gadang memiliki empat tingkatan. Di tingkat pertama, terdapat ruangan khusus petugas. Seorang petugas selalu standby di ruangan ini untuk mengawasi dan mengatur wisatawan yang hendak naik ke atas.

Sementara, tingkat ke-2 adalah tempat bandul pemberat jam sedangkan bentuk mesin jam terlihat di tingkatan berikunya yaitu tingkatan ke-3. Mesin jam yang digunakan pada Jam Gadang bukanlah mesin jam biasa. Mesin ini merupakan barang langka karena hanya 2 mesin jam seperti ini di dunia, satu digunakan pada Jam Gadang ini dan satu lainnya digunakan pada jam Big Ben di London. Selain langka dan antik, mesin jam tersebut bergerak secara mekanik tanpa bantuan sumber energi apapun. Kendati demikian, mesin ini mampu membuat jam terus berfungsi hingga sekarang. Terkadang, mesin jam bisa macet atau rusak. Namun, kerusakan ini tidak pernah berlangsung lama karena pasti akan langsung ditangani oleh petugas profesional yang sudah sangat memahami ilmu mesin Jam Gadang.
Di tingkatan ke-4 atau tingkatan paling atas, terlihat lonceng yang besar. Tingkatan ini disebut juga sebagai menara Jam Gadang. Di bagian lonceng ini terdapat tulisan Vortmann Recklinghausen. Vortmann adalah orang yang mendesain dan membuat Jam Gadang pada akhir tahun 1800an. Sementara itu Recklinghausen adalah nama kota di Jerman tempat di mana mesin jam ini dibuat. Yang unik dari jam ini adalah penulisan angka yang menunjukkan pukul empat. Jam ini menggunakan angka romawi untuk menunjukkan waktu. Anehnya angka 4 di sini tidak ditulis dengan anka ‘IV’ melainkan ‘IIII’. Keunikan inilah yang menjadi sakah satu ciri khas Jam Gadang.
Material yang digunakan untuk membuat Jam Gadang adalah campuran kalur, pasir putih, dan putih telur. Tentunya hal ini sangat berbeda dengan bangunan lain yang umumnya dibuat dari besi, semen, dan batu-bata.

Sejarah Jam Gadang
Jam Gadang dibangun pada masa Hindia-Belanda di bawah perintah Ratu Wilhelmina. Ia menghadiahkan bangunan jam ini kepada Rook Maker, sekretaris kota Fort De Kock, atau nama lain dari Kota Bukittingi saat itu. Jam yang selesai dibangun pada tahun 1926 ini menghabiskan dana yang tidak sedikit pada masa itu yaitu mencapai 3000 Gulden. Perancang bangunan Jam Gadang adalah seorang arsitek asal Minangkabau bernama Yazid Abidin Rajo Mangkuto.
Ia merancang bangunan jam ini dengan desain kas Eropa di bagian menaranya dengan patung ayam jantan menghadap ke timur di atasnya. Tetapi pada era pendudukan Jepang, puncak bangunan ini diganti dengan bentuk pagoda yang merupakan bagian dari desain arstitektur khas Jepang. Saat Indonesia merdeka, puncak jam ini diganti lagi dengan ciri khas bangunan Minangkabau pada umumnya yakni bentuk gonjong. Dengan demikian dari mulai awal dibuat hingga sekarang, bagian menara jam sudah mengalamai perubahan sebanyak 3 kali.

Cara Menuju Jam Gadang
Jalan menuju Jam Gadang di Bukittingi memiliki kondisi yang bagus dilengkapi dengan rambu-rambu petunjuk arah jelas. Dengan mengikuti rambu-rambu tersebut, dijamin Anda tak akan tersesat. Ada beberapa cara untuk mencapai lokasi Jam Gadang. Wisatawan luar pulau yang turun di Bandara Internasional Minangkabau dapat melanjutkan perjalanan ke Bukittingi dengan menggunakan taksi atau minibus yang banyak tersedia di bandara.
Sesampainya di lokasi objek wisata Jam Gadang, Anda bisa langsung naik ke menara jam dan menyaksikan pesona Kota Bukittingi dari atas. Fasilitas di objek wisata Jam Gadang sangat lengkap mulai dari tong sampah, toilet, area parkir, hingga jasa fotografi. Jika Anda ingin berfoto di depan Jam Gadang, Anda bisa mengandalkan jasa fotografi ini karena sudah pasti hasilnya dijamin bagus. Setelah puas menikmati pemandangan, Anda bisa melakukan kegiatan seru lainnya seperti mecicipi kuliner khas Kota Bukittingi, berbelanja di pasar tradisional yang lokasinya dekat dengan Jam Gadang, dan berkeliling naik Bendi.