Mengenal Tumpeng Robyong

Nasi tumpeng ialah salah satu cara dalam menyajikan nasi serta lauk pauk dengan bentuk seperti kerucut. Olahan nasi yang digunakan biasanya adalah nasi kuning, walau beberapa tumpeng ada pula yang menggunakan nasi uduk. Cara penyajiannya sangat khas Jawa serta Betawi keturunan Jawa di mana biasanya akan disajikan saat kenduri maupun perayaan kejadian penting lainnya. Tumpeng sendiri akan disajikan di atas tampah, yaitu wadah bundar tradisional yang dibuat dari anyaman bambu. Selain itu, tumpeng juga akan dialasi menggunakan daun pisang. Ada banyak jenis tumpeng yang bisa kita temukan. Salah satunya adalah tumpeng robyong. Sebelum membahas jenis tumpeng ini, kita intip dulu bagaimana sejarah tumpeng.

Sejarah Tumpeng Robyong

Sejarah tumpeng robyong serta jenis tumpeng lain tak lepas dari perayaan kenduri tiap peristiwa penting, seperti kelahiran, ulang tahun dan aneka kejadian yang layak dirayakan lainnya. Bentuknya yang menyerupai kerucut ternyata agar mirip gunung. Hal ini tak lepas dari kondisi geografis Indonesia terutama Pulau Jawa di mana jajaran gunung berapi sangat mudah ditemukan. Tumpeng diyakini berasal dari tradisi purba masyarakat Indonesia yang kerap memuliakan gunung. Konon, gunung diyakini sebagai tempat tinggal para dewa maupun arwah leluhur dan nenek moyang. Saat agama Hindu mulai masuk ke Indonesia, bentuk kerucut pada tumpeng dimaksudkan untuk meniru gunung Mahameru, tempat tinggal dewa-dewi.

www.pexels.com

Tradisi tumpeng robyong sudah ada jauh sebelum agama Islam masuk ke Pulau Jawa. Namun, tradisi ini kerap dikaitkan dengan filosofi Islam Jawa serta dianggap pesan leluhur terkait permohonan pada Yang Maha Kuasa. Salah satunya adalah tradisi Selametan di masyarakat Islam Jawa tradisional. Tumpeng akan disajikan sebelum digelarnya pengajian dan acara membaca Al Quran. Jika ditelisik dari tradisi Islam Jawa, tumpeng ialah akronim dari “yen metu kudu mempeng” yang berarti “jika keluar harus dengan sungguh-sungguh. Hal ini terkait Quran Surah Al Isra ayat 80. Sementara jumlah lauk pauk pada tumpeng berjumlah tujuh yang dalam bahasa Jawa berarti pitu, dimaksudkan sebagai pitulungan atau pertolongan.

Tumpeng robyong telah jadi bagian penting dan tak terpisahkan dari perayaan kenduri serta selametan tradisional. Perayaan atau kenduri sendiri ialah wujud rasa syukur atas hasil panen melimpah serta segala berkah lainnya pada Sang Pencipta. Karena adanya nilai atas rasa syukur serta perayaan inilah maka tumpeng kerap difungsikan sebagai kue ulang tahun di tiap perayaan pesta ulang tahun. Setelah pembacaan doa di upacara selametan atau kenduri, tak jarang akan ada tradisi tak tertulis untuk memotong ujung tumpeng. Potongan pertama akan diberikan pada orang yang posisinya paling tinggi atau paling dihormati, misalnya tetua adat. Setelah itu barulah keseluruhan tumpeng dipotong-potong dan dibagikan pada semua orang.

www.pexels.com

Semua acara yang melibatkan tumpeng robyong atau jenis tumpeng lain secara awam akan disebut tumpengan, dan puncak acara adalah pemotongan tumpeng tersebut. Di Jogjakarta, terdapat tradisi tumpengan sebelum jatuh tanggal 17 Agustus. Tujuannya adalah mendoakan keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tumpeng tentu tak lepas dari lauk-pauknya. Dalam hal ini sebenarnya tidak ada lauk-pauk baku untuk sebuah tumpeng. Akan tetapi, ragam lauk yang bisa dengan mudah ditemukan pada tumpeng ialah abon, perkebel, kedelai goreng, telur dadar, timun dengan potongan melintang serta daun seledri. Variasi lain mencakup tempe kering, urap kacang pancang, serundeng, lele goreng serta ikan asin.

Isi Tumpeng Robyong

Sesuai pengertian makna tradisionalnya, lauk-pauk pada tumpeng dianjurkan terdiri dari hewan darat, hewan laut serta sayur mayur. Tiap lauk mengandung pengertian tradisional baik dalam budaya di Pulau Jawa maupun Bali. Variasi dari tumpeng sangatlah banyak. Salah satunya adalah tumpeng robyong yang biasa digunakan saat upacara siraman pada pernikahan adat Jawa. Tumpeng ini nantinya akan diletakkan dalam bakul dengan beragam sayuran. Sementara di bagian puncaknya akan diletakkan terasi, telur ayam, cabai serta bawang merah. Selain itu ada juga tumpeng nujuh bulan, tumpeng pungkur, tumpeng putih, tumpeng nasi uduk, tumpeng nasi kuning serta tumpeng seremonial yang sudah melalui tahap modifikasi.

www.pexels.com

Tumpeng robyong sendiri dibuat dari nasi dengan lauk-pauk seperti ayam goreng, ikan asin serta tempe goreng. Gudhangan ialah aneka sayuran yang sudah direbus matang dan penyajiannya dicampurkan dengan bumbu megono. Gudhangan ini juga akan dijadikan lauk untuk tumpeng jenis robyong. Bumbu megono sendiri terdiri dari parutan kelapa muda diberi bawang merah, bawang putih, cabai, teri, pete, laos, salam, serai, daun jeruk purut, garam serta gula jawa. Salah satu keunikannya adalah bentuk yang tampak sangat meriah di mana bagian atasnya dihias menggunakan terasi, bawang putih, bawang merah, telur rebus serta cabai merah.

Tumpeng ini sekaligus sebagai perlambang supaya manusia senantiasa waspada akan bahaya dalam hidupnya, semisal kita yang selalu waspada akan gunung berapi yang dapat meletus sewaktu-waktu. Keberadaan terasi, telur dan cabai di puncak tumpeng memiliki makna tersendiri terkait perlambangan gunung berapi ini. Telur ibarat batu, terasi melambangkan lumpur serta cabai dianalogikan sebagai api. Dulunya, tumpeng ini akan disajikan dalam acara besar tiap musim panen guna mengusir penyakit maupun meminta turunnya hujan. Namun, tumpeng ini biasa juga dipakai saat siraman, pernikahan maupun pemberkatan dan syukuran. Saat disajikan, nasi tumpeng akan ditempatkan dalam tambir maupun cething, yang terbuat dari anyaman bambu. Di sekeliling nasi akan ditempatkan lauk-pauk untuk tumpeng.

Cething ialah bakul tempat nasi yang umum kita jumpai tiap memesan makanan di kedai-kedai makan tradisional. Tambir sendiri lebih banyak digunakan saat proses napeni alias memilih kotoran yang ada di antara butiran-butiran beras. Proses napeni masih sering ditemukan dilakukan oleh ibu-ibu di wilayah pedesaan, terutama di Pulau Jawa. Tujuannya adalah untuk menyingkirkan kotoran dari beras sebelum melalui proses pemasakan. Menarik sekali mempelajari tentang tumpeng robyong ini. Terutama karena ada banyak pelajaran serta filosofi yang terkandung di baliknya. Untuk mendapat tumpeng sendiri kini makin mudah berkat adanya nasi tumpeng Jakarta di mana kita bisa memesan untuk segala keperluan.

www.pexels.com

Memang, tumpeng bisa dibuat sendiri. Namun, kurangnya waktu serta ketiadaan peralatan khusus seperti dandang, cething dan lain-lain membuat banyak orang lebih memilih untuk membeli tumpeng yang sudah jadi daripada membuat dari nol. Tempat pembuatan tumpeng umumnya akan menyediakan beragam jenis tumpeng sesuai keperluan, termasuk tumpeng robyong yang digunakan saat proses siraman dalam pernikahan adat Jawa. Di wilayah pedesaan sendiri, pembuatan tumpeng akan dilakukan oleh tetangga-tetangga dan kerabat secara gotong royong. Namun di daerah perkotaan seperti Jakarta, memesan tumpeng di nasi tumpeng Jakarta terbilang sebagai langkah yang lebih sering dilakukan. Apapun langkah yang ditempuh, tumpeng tetap akan sama-sama bisa digunakan saat perayaan khusus seperti hari jadi, pernikahan, soft opening, grand opening dan lain sebagainya.

 

About the Author

Wenquian