Mengenal Macam dan Ukuran Hebel atau Bata Ringan

Saat ini trend penggunaan batu bata merah dan batako sebagai material bangunan mulai bergeser secara perlahan ke penggunaan bata ringan. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perorangan dan pengembang yang memilih bata ringan alias behel ini pada konstruksi yang sedang dikerjakan. Bata ringan sendiri memiliki fungsi yang sama dengan batu bata merah dan batako sebagai komponen dinding namun memiliki karakter yang lebih ringan dan memiliki dimensi yang lebih besar. Ukuran hebel pada umumnya panjang 60 cm, tinggi 20-40 cm denga ketebalan 75 hingga 200 cm.

Sejarah Hebel

Awalnya bata ringan merupakan penyempurnaan dari bahan beton pada masa pertengahan tahun 1920-an oleh Dr. Johan Axel Eriksson dan Profesor Henrik Kreüger dari KTH Institut Teknologi Kerajaan Swedia. Sementara sebutan hebel sendiri merupakan merek dagang bata ringan milik Josef Hebel yang didirikan di Jerman tahun 1943. Belakangan merek hebel diidentikkan dengan segala macam produk bata ringan meskipun bukan diproduksi oleh pabrik milik Josef Hebel.

Di Indonesia sendiri, bata ringan mulai dikenal di tahun 1995 dengan harga yang relatif lebih mahal dengan ketersediaan yang begitu terbatas. Kondisi ini menyebabkan bata ringan kurang diminati oleh kebanyakan pengguna pada masa itu. Belum lagi proses aplikasi yang membutuhkan semen perekat khusus untuk hebel sehingga semakin mempersulit ekpansi bata ringan ke dunia konstruksi Tanah Air pada masa awal masuknya.

Material bata ringan ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan material berbahan beton lainnya dengan ciri yang lebih solid, tahan air maupun api dan lebih kuat. Seperti namanya, bata jenis ini lebih ringan dibanding material lain. Ia juga memiliki permukaan yang lebih halus dengan tingkat kerataan permukaan yang lebih baik. Bata ringan sendiri dibuat dengan tujuan untuk mengurangi bobot strukur suatu konstruksi seperti bangunan bertingkat, mempercepat proses pengerjaan dan menekan residu akibat material rusak selama proses pengerjaan.

Pembuatan Bata Ringan

Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan bata ringan jenis AAC antara lain menggunakan campuran bahan pasir silika, semen, alumunium pasta dan beberapa bahan lain. Sementara proses produksi yang dijalankan oleh pabrik bata ringan umumnya menerapkan standar teknologi luar negeri untuk menghasilkan produk berkualitas yang dapat lebih baik. Dengan komposisi bahan yang lebih baik dan proses pembuatan berteksnologi canggih, wajar jika bata ringan ini memiliki banderol harga yang lebih mahal per bijinya dibanding batu bata lain.

Komposisi dasar yang menyusun bata ringan antara lain terdiri atas pasir kuarsa, semen, kapur, gypsum, air dan alumunium pasta yang berfungsi sebagai bahan pengembang. Ketika seluruh bahan tersebut tercampur sempurna, bata rinagn akan mulai mengembang setelah didiamkan 7-8 jam. Pasta alumunium sendiri tidak hanya berperan sebagai bahan pengembang, namun juga mempengaruhi tingkat kekerasan dan kepadatan beton. Adonan yang sudah melalui proses aerasi tersebut selanjutnya dipotong sesuai dengan ukuran hebel yang diinginkan.

www.pexels.com

Kelebihan Bata Ringan

Beberapa kelebihan yang dimiliki bata ringan dibanding material lainnya antara lain;

Lebih Ringan

Meskipun memiliki bobot yang lebih ringan, bata ringan tetap menawarkan kekuatan yang masih lebih baik dibanding bahan material lain. Hal ini dikarenakan banyaknya rongga udara yang saling terikat di dalam campurannya. Bahan ini akan menghasilkan bangunan yang lebih tahan guncangan ketika terjadi gempa.

Mudah Didistribusikan

Dengan bobot yang lebih ringan, maka bobot struktur bangunan secara keseluruhan menjadi lebih rendah sehingga lebih cocok untuk bangunan 2 lantai atau lebih. Selain itu, bobot yang ringan juga memudahkan proses distribusi selama proses pembangunan berjalan.

Lebih Presisi

Dengan proses pembuatan yang menggunakan proses pemotongan di akhir menghasilkan bentuk bata ringan yang lebih presisi karena tidak terjadi pemuaian dan lain sebagainya yang mempengaruhi bentuk dan ukuran bata. Berbeda dengan bata yang dicetak kemudian dikeringkan.

Lebih Efisien

Lantaran memiliki bentuk yang lebih presisi, proses pengerjaan bangunan pun menjadi lebih sederhana dan jauh lebih cepat karena juga memiliki ukuran yang lebih besar. Hasilnya, proses pembangunan menjadi lebih efisien.

Hemat Semen

Dengan tingkat presisi yang lebih baik, bata ringan pun tidak membutuhkan terlalu banyak siar sehingga lebih hemat semen mortar untuk perekatnya.

Lebih Rapi

Selain lebih efisien, penggunan bata ringan yang lebih presisi menghasilkan dinding yang jauh lebih rapi tanpa membutuhkan banyak plesteran.

Hemat Waktu

Tanpa banyak plesteran tebal, biaya belanja semen serta pasir dapat ditekan sekaligus menyingkat durasi pengerjaan dinding. Belum lagi dengan ukuran yang lebih besar menjadikan proses pembangunan dinding menjadi lebih cepat

Tahan Suhu Tinggi

Bata ringan AAC dibuat dari campuran yang tahan suhu tinggi dan api membuat bangunan menjadi lebih sulit rusak akibat kebakaran.

Lebih Kedap

Dengan banyaknya rongga udara di dalam bata ringan, maka bangunan menjadi lebih kedap suara dan lebih tahan terhadap rembesan air.

Dibanding dengan bahan material konvensional seperti bata merah, bata ringan memang terkesan jauh lebih mahal per bijinya. Bata merah oven sendiri masih banyak diminati lantaran karakteristik yang dimilikinya. Umumnya bata merah digunakan untuk bangunan satu lantai yang sudah banyak dipahami cara pemasangannya oleh tukang bangunan di wilayah manapun. Anda juga akan lebih mudah menemukan toko yang jual bata merah di manapun. Berbeda dengan bata ringan yang hanya dijual di kota besar oleh toko material dan distributor besar saja. Selain itu, belum tentu sembarang tukang bangunan bisa menangani pengerjaan konstruksi bata ringan.

Meskipun penggunaan bata ringan secara sekilas lebih mahal dan lebih sulit untuk diterapkan, nyatanya hal ini belum tentu sepenuhnya benar. Sebab dengan karakter dan kelebihan yang ditawarkan, bisa saja opsi bata ringan lebih murah dan lebih efisien dibanding penggunaan bata merah. Jika dihitung secara sederhana, untuk membangun dinding seluas 1 meter persegi Anda akan membutuhkan lebih banyak bata merah (sekitar 63 biji) dibanding bata ringan (sekitar 8,3 biji). Belum lagi biaya yang dibutuhkan untuk adukan semen untuk bata merah yang lebih banyak dibanding perekat bata ringan (4kg).

Selisih tersebut juga belum termasuk ongkos tukang untuk pengerjaan oleh tukang yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyusun bata merah dibanding bata ringan. Semakin luas dinding yang akan dibangun akan berdampak pada makin tingginya penghematan yang dilakukan dengan memilih bahan bata ringan.

www.pexels.com

Tips Memilih Bata Ringan

Sebelum mulai membangun rumah, akan lebih baik jika Anda mengetahui bagamana cara membuat estimasi kebutuhan bata ringan supaya Anda mempunyai bayangan terkait berapa jumlah bata ringan yang perlu disiapkan. Perlu diketahui bahwa cara memperkirakan kebutuhan material bata ringan berbeda dari cara untuk menghitung kebutuhan bata merah. Hal ini dikarenakan saat Anda memasang bata ringan, dibutuhkan semen instan untuk perekat dan berbeda dari jenis bata merah yang menggunakan adukan semen dan pasir. Penggunaan perekat ini akan mempengaruhi ukuran yang dihasilkan oleh kedua macam bahan material ini.

Selain halnya memperkirakan jumlah bata yang mungkin Anda butuhkan, Anda juga sebaiknya memahami macam-macam bata ringan yang ada di pasaran saat ini. Bata ringan dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria antara lain;

Ukuran Ketebalan

Bata ringan memiliki ukuran yang lebih besar dibanding bata merah. Bata ringan ini banyak ditawarkan  oleh toko material dalam varian yang dibedakan berdasar pada tingkat ketebalannya. Ukuran bata ringan ini adalah 60 x 20 x 10 dan 60 x 20 x 7,5 (dalam cm). Anda pun dapat menyesuaikan dengan ketebalan dinding yang diinginkan ditambah dengan plesteran yang tipis. Ciri dari bata ringan yang memiliki kualitas bagus pada umumnya dapat diketahui dari bentuk yang utuh, padat dengan warna putih. Bata ringan yang baik  akan mengapung ketika dimasukkan dalam air.

Proses Pembuatan

Berdasarkan proses pembuatannya, ada 2 macam bata ringan yakni AAC (Autoclave Aerated Concrete) yang dibuat menggunakan teknologi modern dan CLC (Cellular Lightweight Concrete) yang dibuat melalui metode manual atau yang dikenal dengan istilah home industri. Bata ringan ACC dibuat menerapkan sertifikasi SNI dengan uji laboratorium. Produk AAC menggunakan pasta aluminium sebagai pengembangnya sementara proses pengerasan berjalan di dalam ruang bertekanan dan suhu tinggi yang hanya bisa diterapkan oleh industri berskala besar saja. Sementara CLC mengandalkan foam agent dicampur dengan dalam adukan beton agar menghasilkan rongga mikroskopis dalam adukan tersebut. Proses pengerasan dilakukan di udara terbuka seperti yang banyak dilakkan oleh industri bata ringan berskala rumahan.

www.pexels.com

Bahan Pasir yang Digunakan

Berdasarkan bahan yang digunakan, produk bata ringan juga terbagi menjadi 2 macam dengan ciri warna putih dan abu-abu yang dikarenakan oleh jenis pasir yang menyusunnya. Bata ringan dengan warna putih memakai bahan dasar berupa pasir silika sehingga menghasilkan warna putih pada permukaan bata ringan. Sementara bata ringan warna abu-abu dibuat dengan menggunakan bahan pasir biasa. Perbedaan ini tidak begitu banyak mempengaruhi kekuatan dari bata ringan.

Selain beberapa macam bata ringan di atas, ada beberapa spesifikasi teknis yang perlu Anda ketahui saat akan berbelanja material ini, antara lain

  • Tersedia dalam ukuran luas 60cm x 20cm dengan pilihan ketebalan dari 7.5cm, 10cm dan lain sebagainya
  • Memiliki berat jenis 650 kg/m3 (normal)
  • Kekuatan tekanan lebih dari 4,0 N/mm2
  • Dengan konduktifitas termis 0,14 W/mK
  • Memiliki spasi perekat antar bata ringan sekitar 3 mm (semen instan) atau 5 mm (semen biasa)
  • Mampu tahan api hingga 4 jam
  • Untuk 1 meter persegi dibutuhkan sekitar8 sampai 9 bata ringan

Dengan demikian jika Anda ingin menggunakan bata ringan sebagai bahan penyusun bangunan, beberapa kelebihan bata ringan bisa menjadi bahan pertimbangan. Dengan material yang presisi, hemat adukan perekat dan hemat acian bahkan tanpa plesteran maka harga per biji yang lebih mahal dibanding bata merah akan sedikit terkompensasi. Selain lebih hemat, bata ringan juga dapat meminimalkan jumlah sisa atau residu karena mudah dipotong. Anda juga dapat menekan penggunaan pasir untuk berbagai keperluan. Dengan ukuran lebih besar, pengerjaan lebih cepat, bobot bangunan lebih ringan, bata ringan masih menawarkan peredaman panas dan suara yang lebih baik.

Apabila faktor budget menjadi bahan pertimbangan utama bagi Anda, maka untuk bangunan rumah 1 atau 2 lantai akan lebih hemat menggunakan batu bata merah oven konvensional. Namun untuk bangunan yang memiliki 3 lantai atau bahkan lebih, pertimbangan penggunan bata ringan. Namun jika faktor pertimbangan Anda berbeda, maka pilihan bata ringan masih lebih baik dibanding bahan lain.

About the Author

Wenquian